Rabu, 29 April 2020

Agar Anak Mencintai Al-Quran



Al-Quran adalah pedoman hidup umat muslim. Setiap orang tua pasti bahagia jika anak terbiasa berinteraksi dengan Al-Quran. Namun yang menjadi tantangannya adalah bahwa tidak semua anak mudah untuk mencintai Al-Quran. Apalagi jika ia berada di antara tantangan zaman, arus informasi yang melimpah dan mudah untuk dijadikan pilihannya.

Buku ini memberikan pencerahan bahwa kita sebagai orang tua harus mengkondisikan rumah menjadi teladan utama dalam menghidupkan Al-Quran.

Judul: Anakku, Cintailah Al-Quran
Penulis: Dr. Sa'ad Riyadh
Penerbit: Gema Insani
Jumlah halaman: 127 halaman

Lebih lanjut penulis membagi metode yang dapat diterapkan berdasarkan jenjang usianya. Ternyata setiap jenjang usia memiliki cara yang berbeda dalam hal menumbuhkan kecintaannya terhadap Al-Quran.

Jika anak usia 2 tahun itu belajar dengan cara meniru, maka cukup ditumbuhkan dengan cara memberikannya teladan. Tunjukkan bahwa kita senang berinteraksi dengan Al-Quran.

Di usia 3-5, anak sudah mulai ditanamkan nilai-nilai akhlak, perilaku, dan budi pekerti. Termasuk dalam berhadapan dengan Al-Quran, seperti tidak boleh menyimpannya di bawah, tidak menyobeknya, tidak mencoret-coretnya, dan menyimak dengan penuh perhatian ketika dilantunkan.

Dukungan dan dorongan kemudian lebih dibutuhkan oleh anak pada usia 7-10 tahun. Maka kita perlu memberikan apresiasi terhadap keberhasilan anak menghafal Al-Quran. Sedangkan untuk anak di atas usia 10 tahun bisa dimasukan ke dalam sebuah lembaga tahfidz Al-Quran, mengingat kebutuhan untuk berinteraksi sosial semakin tinggi di usia ini.

Selain memperhatikan metode berdasarkan jenjang usianya, salah satu cara agar tumbuh kecintaan anak terhadap Al-Quran adalah dengan menceritakan kisah-kisah yang dapat memberikan motivasi. Salah satu kisah yang ingin saya kutip dari buku ini adalah sebagai berikut.

Dahulu ada seorang anak bernama Muhammad. Semua orang menyukainya karena selain cerdas dan tampan ia juga baik, sopan, tenang, dan senang mendengar perkataan orang yang lebih tua.
Muhammad suka menghafal nasyid-asyid bagus dan pandai bermain banyak permainan, namun sayangnya ia tidak menghafal kuran sedikitpun. Suatu hari ibunya memanggil, "Muhammad, sini! Mari kita menghafal Al-Quran bersama."
"Iya bu, sebentar," jawab Muhammad. Akan tetapi, ia bukan melaksanakan perintah ibunya untuk menghafal Al-Quranm ia malah pergi bermain sehingga ia tidak hafal Al-Quran sedikitpun.
Pada suatu hari ketika Muhammad sedang berkumpul bersama teman-temannya di sekolah datanglah ibu guru sambil berkata, "Anak-anak! Ibu punya kejutan buat kalian semua. Coba tebak, apa kira-kira?"
"Kejutan apa Bu Guru? Kami tidak bisa menebaknya," jawab anak-anak.
"Ibu  akan mengadakan perjalanan wisata ke kebun binatanga. Di sana kita akan dapat melihah berbagai macam binatang. Mulai dari gajah, jerapah, kera, singa, harimau, dan hewan-hewan lain. 
Mendengar berita ini, anak-anak bersorak gembita sambil berkata, "Alhamdulillah! Alhamdulillah! Wisata kali ini pasti menyenangkan." 
"Akan tetapi," kata ibu guru kemudian, "bus sewaannya tidak cukup untuk membawa kita semua karena jumlah anak kelas ini terlalu banyak. Jafi hanya anak-anak yang lulus falam ujian saja yang boleh ikut wisata."
"Ujiannya apa Bu guru?"
"Insya Allah anak-anak yang hafal beberapa surah Al-Quran sajalah yang boleh ikut wisata kali ini."
 Mendengar persyaratan ibu guru itu, anak-anak yang hafal beberapa surah Al-Quran segera maju untuk diuji hafalannya. Mereka gmbira karane lulus ujian dan bisa pergi berwisata ke kebun binatang untuk menyaksikan hewan-hewan, selain itu mereka juga bisa bermain dengan riangnya di padang rumput. Ibu guru senang dan bangga dengan mereka.
Di sisi lain, Muhammad duduk sendiri termenung dan sedih karena tidak hafal Al-Quran. Ibu guru juga dengan nada sedih berkata kepadanya, "Muhammad, lain waktu kalau kamu hafal beberapa surat pendek Al-Quran kamu boleh ikut ibu berwisata ke kebun binatang."
Muhammad pulang ke rumahnya dengan muka sedih.
"Kenapa kamu menangis, Muhammad?"tanya sang ibu.
Kemudian, Muhammad menceritakan kejadian di sekolah pada ibunya. "Ibu kan aku hafal nasyid-nasyid bagus dan indh, kenapa harus menhafal Al-Quran?"
"Karena Al-Quran itu firman Allah SWT, dan Dialah yang memberi kita segala hal. Dia pula yang memberi rezeki kepada kita. Dia memberi kita pisang, jeruk, roti, dan segala makanan yang kita sukai. Selain itu, Dia juga yang menjaga kita dari segala malaptaka. Orang yang menghafal Al-Quranoleh Allah akan diberi segala sesuatu yang ia sukai."  

15 komentar:

  1. Nancep banget paragraph terakhir Mbak…
    Orang yang menghafal Al Quran oleh Allah akan diberi segala sesuatu yang ia sukai...Duh...makasih remindernya...

    BalasHapus
  2. Thankiss mbak untuk review bukunya♥️. Selama ini memang hanya teladan saja yang saya berikan ke anak-anak. Ternyata untuk rentang usia diatas 3 tahun sudah berbeda lagi cara mengajarinya

    BalasHapus
  3. Kecintaan kepada Al Qur'an memang harus ditanamkan sejak dini. Melihat tantangan zaman hari ini, Allah bahkan sudah menjanjikan bahwa Al Qur'an akan memberi syafa'at kepada kita pada hari kiamat.

    Terima kasih sudah mengingatkan ya, Mbak ...

    BalasHapus
  4. Masyaallah... Punya anak yang mencintai Al-qur'an adalah berkah bagi orang tuanya. Cara mendekatkan mereka ternyata ada cara khusus sesuai usianya. Bagus ini buat pemahaman ortu.

    BalasHapus
  5. Duh nice reminder banget nih ummu. Aku sendiri pun hapalan ga maju2..malah pindsh2. Malu sm anakku klo jamaah suratnya itu2 aja...

    BalasHapus
  6. Bagus banget tulisannya mbaa. Mengingatkan saya spya nggak lupa kalau mengajarkan agama ke anak itu no.1 dan harus d utamakan

    BalasHapus
  7. Cerita yang sangat menginsiprasi Mbak. Mengajarkan menghafal ql quran dengan menyenangkan. Buku yang yang bagus, untuk mangajarkan anak menghafal sesuai umurnya. Anak saya umur 6 tahun, swmentara ini masih saya perdengarkan surat-surat pendek menjelang tidur, biar memorinya terisi dengan kalam illahi.

    BalasHapus
  8. MasyaAllah bagus banget tulisannya. Kalau Dewi selama ini membaca Al-Quran agar memberi contoh bagi anak-anak Dewi yang masih balita semua, sehingga mereka termotivasi ikut membaca....

    BalasHapus
  9. Sepertinya buku ini bisa jadi referensi yang baik untuk orangtua yang berpedoman pada Al Qur'an ya. Semoga selain dihafalkan, anak juga belajar menerapkan ayat-ayat dari Al Qur'an itu. Bagus mba cerita terakhirnya.

    BalasHapus
  10. Luar biasa, bagus banget sepertinya buku ini yaa. Awal baca saya tak tahu kalau ini ternyata review buku. Coba penulisan lebih dijelaskan lagi, ada kelebihan, kekurangan bukunya serta dilengkapi data2 buku tersebut. Btw, saya ada buku bagus ttg seorang ibu yang membesarkan 8 anaknya semua jadi hafid Quran. Bagus juga untuk mengajarkan anak cinta AlQuran. Masya Allah.

    BalasHapus
  11. MasyaAlloh, barokah membaca quran banyak sekali ya k. Kita diberikan banyak kemudahan salah satunya. Saya pun masih jauh banget dari sempurna, jarang banget baca al qur-an padahal keinginan selalu ada. Astagfirullah.

    BalasHapus
  12. bukunya bgs ya mba. menanamkan kecintaan kpd Al-Quran sjk dini itu penting, mengajarkan kisah2 yg ada d dlm Al-Quran lbh baik drpd membacakam dongeng fabel

    BalasHapus
  13. Masya Allah suka sekali dengan ceritanya. Sederhana tapi sarat makna. Buku ini bagus ya Mba ada panduan perusia harus diajarkan apa, lebih mudah untuk diterapkan.

    BalasHapus
  14. Terima kasih ya mbak..
    Bagus reviewnya..
    Emang yg utama jadikan anak cinta al qur an dulu ya, dibanding buru buru meminta anak mengahfalnya

    BalasHapus
  15. Masyaallah.. Self remindernya buat saya. Habis baca ini nyesss.. Kudu lebih semangat ngajarin anak Al-Qur'an. Bismillah 💕

    BalasHapus