Jumat, 19 Juni 2020

Mengenal Para Khalifah: Layaknya Surga untuk Mereka


Alhamdulillah akhirnya bisa menyelesaikan buku setebal 435 halaman ini. Meskipun buku terjemahan ini ada beberapa kata yang sulit dicerna, tetapi sangat disayangkan rasanya jika harus melewatkan setiap kisahnya.

Review buku ini sepertinya akan sangat panjang, mengingat aslinya buku ini adalah empat jilid yang digabung kedalam satu buku. Dan sebenarnya hampir dua bulan pun saya harus menyelesaikan membacanya. Singkatnya buku ini membuat saya menyelami bagaimana perjuangan mereka semasa hidupnya tidaklah mudah sehingga sungguh layak balasan surga bagi mereka, The Great Leaders: Khulafaur Rasyidin.

Abu Bakar Ash-Shiddiq

Abu Bakar adalah orang yang selalu membenarkan apapun yang dikatakan Rasulullah sehingga dibeeikan gelar ash-shiddiq, hal tersebut adalah buah dari keimanannya yang sangat kuat kepada Allah dan Rasulullah.

Abu Bakar adalah sahabat Rasulullah yang mengenal Rasul dari sejak sebelum mengemban risalah, tepatnya ketika mereka sering berinteraksi dalam hal perdagangan ke Syam.

Ash-Shiddiq adalah orang yang sudah yakin akan hadirnya Nabi terakhir sebelum sosok tersebut  benar-benar hadir. Abu Bakar adalah sahabat yang paling sering membersamai Rasulullah. Kemanapun Rasulullah pergi, hampir selalu saja ada Abu Bakar di sampingnya. Ia pun selalu berada dibarisan terdepat dalam berlomba melakukan kebaikan dan panutan dalam berakhlak mulia.

Jiwa, raga, harta bahkan seluruh waktu Abu Bakar seolah-olah diserahkan untuk urusan dakwah islam sejak ia membenarkannya. Abu Bakar sangat mencintai Rasulullah, pun sebaliknya. Sampai-sampai hal tersebutlah yang membuatnya melebihkan Aisyah bin Abu Bakar di atas istri-istrinya yang lain. Hal ini pernah ditanyakan istrinya yang lain, kurang lebih pertanyaannya seperti ini, "mengapa engkau melebihan Aisyah dari istri-istri yang lain?" kemudian Rasulullah pun menjawab, "karena Aisyah anaknya Abu Bakar." Bukankah ini menunjukkan seberapa besar rasa cinta Rasulullah atas Abu Bakar? Sampai-sampai ia sepenuh hati mencintai puterinya. Kisah cinta yang romantismenya dikenal hingga sekarang.

Abu Bakar adalah satu-satunya khalifah Rasulullah yang meninggal tidak dalam keadaan syahid di tangan orang kafir. Karena ia meninggal setelah sakit demam selama 15 hari.

Umar bin Khattab

Umar bin khattab tabiat dasarnya keras, pemarah, dan pendendam.. tapi justru itulah karakter kuatnya. Tapi ternyata ia luluh hanya karena sebuah lantunan Al-Quran. Karakter kuat Umar yg membuat islam tersebar lebih luas sepeninggalan Rasulullah. Bahkan Rasul pernah berkata, "jika saja ada nabi setelahku, ialah Umar."

Sekeras-kerasnya Umar ia sadar bahwa tabiatnya keras dan sewaktu-waktu membahayakan apalagi sebagai pemimpin. Maka ia sering berdoa untuk dilembutkan hatinya. Bahkan ia meminta dengan terbuka untuk dikritik rakyatnya.

Sekeras-kerasnya umar, ia sangat keras dalam urusan dirinya sendiri. Tapi sangat lembut dalam urusan orang lain.

Sampai-sampai seotang Utsman pun tidak sanggup menapaki kehidupan seperti Umar. Dalam hal makanan umar terbiasa dengan makanan kasar, pakaian hanya tambalan, bahkan Umar akan tidur lelap hanya di bawah sebuah pohon. Hidup yang sederhana dan sulit. Sampai-sampai Utsman bertanya, "Siapa yang mampu hidup seperti Umar?" Sebuah pertanyaan sekaligus pernyataan bahwa dirinya tidak akan sanggup.

Utsman bin Affan

Seorang penderma yang mau berdagang dengan perkara akhiran, ialah Utsman bin Affan lah orangnya. Seseorang yang yang berkedudukan tinggi di tengah kaum Quraisy ini adalah orang yang sangat rupawan, baik akhlaknya, dan sangat dicingai kaumnya.

Namun semua berubah sejak ia memutuskan untuk menjadikan islam sebagai jalan hidupnya. Tidak sedikit kehadirannya menjadi berbalik ditolak oleh kaumnya. Posisi yang sulit jika saja ia bukanlah seseorang yang kokoh imannya.

Utsman adalah suami dari dua anak Rasulullah. Sampai-sampai Nabi pernah berkati, jika saja masih ia masih memiliki anak perempuan tentu ia akan menikahkannya dengan Utsman bin Affan.

Dalam masanyalah bid'ah hasanah pengumpulan mushaf Al-Quran dilakukan. Buah karyanya telah menghadirkan kemudahan bagi kita untuk membuat Al-Quran dihadirkan di setiap rumah. Karenanya, setiap kali kita membaca mushaf tentulah akan menjadi jariyah yang mengalir bagi pengumpulnya.

Amal jariyah Utsman adalah bukti nyata bahwa ia akan tetap mengalir meskipun penebarnya sudah tiada. Pun demikian dengan sumur Utsman di Madinah, ia adalah sebuah wakaf yang tetap hadir lebih dari seribu tahun setelah dikeluarkan pemiliknya. Bahkan hingga sekarang pun masih hadir sebuah hotel wakaf yang makmur dimanfaatkan atas namanya.

Kedermawanan-kedermawanan yang pernah dikeluarkan Utsman bukan main sangatlah tinggi nilainya. Sampai-sampai Ibnu Abbas pernah bermimpi dalam tidurnya, "Ibnu Abbas, hari ini Utsman telah mengeluarkan sedekah dalam jumlah yang sangat banyak, dan Allah telah menerima sedekahnya itu, sekaligus menikahkannta dengan seorang bidadari di surga. Dan aku bergegas karena diundang menghindari pesta peenikahannya."

Ali bin Abu Thalib

Ali bin Abu Thalib adalah putra pamannya yang hidup bersama Rasulullah dengan dalam rangka mengurangi beban sang paman, Abu Thalib. Keadaan tersebut menjadikan Ali sebagai orang yang mendapat sentuhan pendidikan langsung Rasulullah.

Ali pun besar dengan ketajaman pemikiran. Di masa Umar pun, pemikiran seorang Ali bin Abu Thalib lah yang dapat membuat Amirul Mukminin Umar bin Khattab mengurungkan beberapa kebijakannya.

Kamis, 18 Juni 2020

Teka-teki dalam Penemuan Diri sebagai Seorang Ibu

Menjadi seorang ibu adalah proses yang tidak akan pernah ada henti. Meskipun sudah banyak sosok-sosok ibu yang dapat kita temui, namun tidak ada satupun darinya yang identik dapat kita tiru. Alasannya adalah karena kitapun dihadapkan dengan keluarga yang selalu berbeda satu sama lainnya.

Kita mungkin dapat mengambil kebaikan-kebaikan yang kita amati dari orang lain, namun selalu ada penyesuaian yang harus kita lakukan dalam menerapkannya kedalam diri kita. Beruntunglah atas hal ini, sehingga tidak seharusnya kita dapat mengklaim atau menilai seseorang sudah menjadi diri yang paling baik ataupun diri yang paling buruk.

Pun dalam hal menjadi seorang ibu. Konsep yang kita ambil dari seseorang yang sudah sukses mendidik anaknya tentu akan merdampak berbeda jika diterapkan pada diri kita. Karenanya tidak mudah kita menemukan konsep yang paling tepat untuk keluarga kita. Namun semuanya dapat dimulai dari connecting the dots  menyelami diri sendiri sebagai ibu. Berikut beberapa pertanyaan yang akan saya jawab dari kelas Matrikulasi Ibu Profesional berkaitan dengan hal ini.

Seperti Apa Aku Ini?

Saya adalah seorang ibu yang tidak sempurna. Namun saya ingin sekali mencurahkan kemampuan diri saya untuk menjadi istri terbaik bagi pasangan dan ibu terbaik bagi anak-anak. Saya berharap bisa bersabar, istiqamah dan bertumbuh dalam membersamai masa emas anak-anak sehingga saya tidak akan meninggalkan mereka dalam keadaan lemah dikemudian hari. 

Nilai-nilai Apa yang Aku Miliki?

Segala hal yang saya lakukan selalu diupayakan untuk memiliki landasan dan pedoman yang tepat. Bagi seorang muslim tentu yang sesuai syariat islam, karena saya berkeyakinan bahwa amanah menjadi seorang ibu bukan hanya hal yang akan didapatkan hasilnya di dunia tetapi juga akan dipertanggungjawabkan dan diraih hasilnya di akhirat kelak.

Apa yang Aku Perjuangkan?

Hak dari setiap anak adalah mendapatkan pendidikan terbaik dari orang tuanya. Karenanya kita juga diberi hak atas bakti anak-anak kita. Bakti seorang anak ini akan sejalan dengan apa yang sudah kita tuangkan ke dalam diri mereka, yang terlahir dengan fitrah-fitrah yang perlu kita pelihara. Tentu kelak saya ingin menjadi orang tua yang didoakan oleh anak-anak yang sholeh. Dan dari anak-anak kita pula akan terlahir peradaban yang kuat dan memberikan pengaruh baik bagi sekitarnya. Dan semuanya dimulai dari seerapa serius kita memprogram mereka menjadi pribadi-pribadi hebat.

Apa Yang Membuatku Unik?

Saya adalah seorang peniru yang ingin menjadi diri sendiri, berupaya untuk selalu senang berbagi dan selalu senang jika ada yang merasakan manfaat dari apa yang saya bagikan. 

Apa Kesamaanku dengan Institut Ibu Profesional?

Institut Ibu Profesional memberikan saya tempat untuk belajar dan berbagi.

#navigasidanberaksi
#matrikulasibatch8
#institutibuprofesional
#belajardarirumah

Jumat, 12 Juni 2020

Karakter Moral Ibu Profesional

Menjadi seorang ibu adalah anugerah yang sangat besar karena tidak sedikit orang harus lama bersabar menantikannya. Namun menjadi seorang ibu juga disebut sebagai sebuah "amanah" besar karena disertai pertanggungjawaban yang mengikutinya.

Selalu ada tantangan dalam berproses dan menjalani peran kehidupan. Saya menemukan bahwa saya sering lupa tentang hakikat kehidupan ini. Bahwasanya hidup ini terkadang sesuai dengan harapan, dan tidak sedikit diluar yang kita harapkan.

Tentu bukanlah situasi yang diharapkan seorang Siti Hajar ketika harus berada di lembah tidak berpenghuni bersama buah hatinya yang masih bayi. Jika saja sikap yang dimunculkannya hanya berlandaskan harapan pribadi tentu tidak akan mungkin Nabi Ibrahim direlakannya untuk pergi.

Namun Keluarga Ibrahim tersebut memberikan kita pelajaran supaya kita tidak mudah berprasangka buruk di setiap keadaan. Karena dengan tidak berputus asa dan senantiasa berbaik sangka terhadap segala keadaan membuat kita menemui karakter moral Never Stop Running, The Misson Alive.

Bagi saya yang baru sedikit ilmunya, tidaklah layak jika merasa sudah memberikan yang terbaik dalam menjalani amanah ini. Dalam setiap fasenya selalu saja saya menemukan kekurangan sehingga selalu saja merasa membutuhkan ilmunya. Inilah kekuatan yang saya miliki: Don't Teach Me, I Love to Learn.

#navigasidanberaksi
#matrikulasibatch8
#institutibuprofesional
#belajardarirumah