Rabu, 29 April 2020

Agar Anak Mencintai Al-Quran



Al-Quran adalah pedoman hidup umat muslim. Setiap orang tua pasti bahagia jika anak terbiasa berinteraksi dengan Al-Quran. Namun yang menjadi tantangannya adalah bahwa tidak semua anak mudah untuk mencintai Al-Quran. Apalagi jika ia berada di antara tantangan zaman, arus informasi yang melimpah dan mudah untuk dijadikan pilihannya.

Buku ini memberikan pencerahan bahwa kita sebagai orang tua harus mengkondisikan rumah menjadi teladan utama dalam menghidupkan Al-Quran.

Judul: Anakku, Cintailah Al-Quran
Penulis: Dr. Sa'ad Riyadh
Penerbit: Gema Insani
Jumlah halaman: 127 halaman

Lebih lanjut penulis membagi metode yang dapat diterapkan berdasarkan jenjang usianya. Ternyata setiap jenjang usia memiliki cara yang berbeda dalam hal menumbuhkan kecintaannya terhadap Al-Quran.

Jika anak usia 2 tahun itu belajar dengan cara meniru, maka cukup ditumbuhkan dengan cara memberikannya teladan. Tunjukkan bahwa kita senang berinteraksi dengan Al-Quran.

Di usia 3-5, anak sudah mulai ditanamkan nilai-nilai akhlak, perilaku, dan budi pekerti. Termasuk dalam berhadapan dengan Al-Quran, seperti tidak boleh menyimpannya di bawah, tidak menyobeknya, tidak mencoret-coretnya, dan menyimak dengan penuh perhatian ketika dilantunkan.

Dukungan dan dorongan kemudian lebih dibutuhkan oleh anak pada usia 7-10 tahun. Maka kita perlu memberikan apresiasi terhadap keberhasilan anak menghafal Al-Quran. Sedangkan untuk anak di atas usia 10 tahun bisa dimasukan ke dalam sebuah lembaga tahfidz Al-Quran, mengingat kebutuhan untuk berinteraksi sosial semakin tinggi di usia ini.

Selain memperhatikan metode berdasarkan jenjang usianya, salah satu cara agar tumbuh kecintaan anak terhadap Al-Quran adalah dengan menceritakan kisah-kisah yang dapat memberikan motivasi. Salah satu kisah yang ingin saya kutip dari buku ini adalah sebagai berikut.

Dahulu ada seorang anak bernama Muhammad. Semua orang menyukainya karena selain cerdas dan tampan ia juga baik, sopan, tenang, dan senang mendengar perkataan orang yang lebih tua.
Muhammad suka menghafal nasyid-asyid bagus dan pandai bermain banyak permainan, namun sayangnya ia tidak menghafal kuran sedikitpun. Suatu hari ibunya memanggil, "Muhammad, sini! Mari kita menghafal Al-Quran bersama."
"Iya bu, sebentar," jawab Muhammad. Akan tetapi, ia bukan melaksanakan perintah ibunya untuk menghafal Al-Quranm ia malah pergi bermain sehingga ia tidak hafal Al-Quran sedikitpun.
Pada suatu hari ketika Muhammad sedang berkumpul bersama teman-temannya di sekolah datanglah ibu guru sambil berkata, "Anak-anak! Ibu punya kejutan buat kalian semua. Coba tebak, apa kira-kira?"
"Kejutan apa Bu Guru? Kami tidak bisa menebaknya," jawab anak-anak.
"Ibu  akan mengadakan perjalanan wisata ke kebun binatanga. Di sana kita akan dapat melihah berbagai macam binatang. Mulai dari gajah, jerapah, kera, singa, harimau, dan hewan-hewan lain. 
Mendengar berita ini, anak-anak bersorak gembita sambil berkata, "Alhamdulillah! Alhamdulillah! Wisata kali ini pasti menyenangkan." 
"Akan tetapi," kata ibu guru kemudian, "bus sewaannya tidak cukup untuk membawa kita semua karena jumlah anak kelas ini terlalu banyak. Jafi hanya anak-anak yang lulus falam ujian saja yang boleh ikut wisata."
"Ujiannya apa Bu guru?"
"Insya Allah anak-anak yang hafal beberapa surah Al-Quran sajalah yang boleh ikut wisata kali ini."
 Mendengar persyaratan ibu guru itu, anak-anak yang hafal beberapa surah Al-Quran segera maju untuk diuji hafalannya. Mereka gmbira karane lulus ujian dan bisa pergi berwisata ke kebun binatang untuk menyaksikan hewan-hewan, selain itu mereka juga bisa bermain dengan riangnya di padang rumput. Ibu guru senang dan bangga dengan mereka.
Di sisi lain, Muhammad duduk sendiri termenung dan sedih karena tidak hafal Al-Quran. Ibu guru juga dengan nada sedih berkata kepadanya, "Muhammad, lain waktu kalau kamu hafal beberapa surat pendek Al-Quran kamu boleh ikut ibu berwisata ke kebun binatang."
Muhammad pulang ke rumahnya dengan muka sedih.
"Kenapa kamu menangis, Muhammad?"tanya sang ibu.
Kemudian, Muhammad menceritakan kejadian di sekolah pada ibunya. "Ibu kan aku hafal nasyid-nasyid bagus dan indh, kenapa harus menhafal Al-Quran?"
"Karena Al-Quran itu firman Allah SWT, dan Dialah yang memberi kita segala hal. Dia pula yang memberi rezeki kepada kita. Dia memberi kita pisang, jeruk, roti, dan segala makanan yang kita sukai. Selain itu, Dia juga yang menjaga kita dari segala malaptaka. Orang yang menghafal Al-Quranoleh Allah akan diberi segala sesuatu yang ia sukai."  

Aku Siap Menyelami Samudera!


Alhamdulillah, setelah melewati beberapa tantangan akhirnya saya mendapatkan Kompas Peradaban. Dengan ini saya dinyatakan sudah  siap menyelami samudera.

Kita semua tahu jika kompas adalah sebuah alat yang berfungsi sebagai penunjuk arah mata angin. Maka alat ini tentu nantinya akan kita butuhkan ketika mulai bingung dengan arah yang akan kita tuju.

Ternyata kompas ini merupakan alat penting yang sudah ada dari tahun 206 SM. Bermula ditemukan di Tiongkok, kemudian diperoleh pelaut Persia pada tahun 1270 dan diperdagangkannya. Namun kemudian baru dikembangkan bangsa Eropa menjadi kompas yang dapat diterima semua negara pada abad ke-19. Lama sekali ya 😃

Terlepas dari semua itu, kompas tentu sangat penting bagi setiap pelayar baik dulu maupun sekarang. Karena kebanyakan orang sudah sadar tentang kompas sebagai penunjuk arah, menjadi banyak hal yang sering dianalogikan sebagai kompas. Sebut saja hal-hal yang dapat dijadikan petunjuk untuk mengambil arah, misal sebagai seorang beragama kita akan menjadikan kitab suci kita sebagai pedoman hidup. Dan masih banyak contoh lainnya.

Dengan Kompas Peradaban ini saya baru menyiapkan perlengkapan untuk berlayar. Perjalanan baru akan di mulai, kusiap menyelamimu wahai samudera!

#navigasidanberaksi
#matrikulasibatch8
#institutibuprofesional
#belajardarirumah

Minggu, 26 April 2020

Menjadi Orang yang Beruntung dengan Berbagi

Setiap anak dilahirkan bersamaan dengan fitrah yang dibawanya, termasuk fitrahnya untuk berbagi. Saya sering mendapati anak-anak saya senang sekali menyuapi saya dan abinya. Bahkan anak kedua kami yang belum genap berusia dua tahun sudah terlihat senang mengambilkan gelas ketika kakaknya hendak minum.

Bukankah ini fitrah anak yang perlu kita jaga? Karena tidak sedikit orang di usia dewasanya harus berlatih keras untuk keluar dari rasa khawatir dalam berbagi. Untuk itulah Allah menjanjikan keberuntungan bagi siapa saja yang dapat keluar dari zona nyamannya sehingga menjadi ringan untuk berbagi.


Dipelihara Dari Kekikiran

"Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung." (QS Al-Hasyr: 9)
Bukankah kita sudah diberikan pelajaran dari kisah Qarun, seorang anak pamannya Nabi Musa 'alaihu salam yang kufur? Karena kesombongannyalah ia menganggap bahwa harta berlimpah yang dikaruniakan Allah adalah atas kerja keras dan kepandaiannya semata. Ia pun hidup sewenang-wenang, angkuh, dan berbuat zhalim terhadap manusia. Qarun tidak mau memberikan sebagian hartanya kepada fakir miskin yang membutuhkan saat itu. Lalu apa akhir dari kehidupan Qarun? Ia meninggal ditelan bumi bersama istana dan harta benda yang selama itu disimpannya. Na'udzubillahi mindzalik.


sumber: Youtube

Seharusnya kita meyakini bahwa siapa yang kikir sesungguhnya ia hanya kikir terhadap dirinya sendiri. Sedangkan sedekah yang kita keluarkan adalah hal yang akan menjadi simpanan dan tabungan di akhirat kelak. Sayyid Quthub menyatakan bahwa barang siapa bersikap kikir berarti dia hanya meminimalkan simpanannya, merugikan hartanya sendiri, dan melepaskan pahala dari genggamannya.


Ketika Amalan Diperiksa

Dalam sebuah hadits marfu'  yang diriwayatkan dari Tamim ad-Dari, Rasulullah salallahu 'alaihi wassalam bersabda,
"Amal seorang hamba yang pertama diperiksa pada hari kiamat adalah salat. Jika nilai salat itu telah sempurna, dia dicatat sebagai hamba yang telah menyempurnakan kewajibannya. Sebaliknya, jika nilai salatnya belum sempurna, Allah bertanya kepada malaikat, 'Apakah hamba-Ku mempunyai nilai salat sunah yang dapat menyempurnakan kekurangan nilai salat wajibnya?' Begitu pula dengan zakat dan seluruh amal perbuatan yang lainnya."
Hadits tersebut menjelaskan tentang kewajiban salat yang dapat disempurnakan melalui amalan salat sunah. Hadits ini kemudian berlaku sama untuk amalan lainnya, sebut saja zakat dan puasa. Maka hal tersebut berlaku bagi kewajiban berzakat, yang mana jika amalan seseorang atas zakat belum sempurna maka dapat disempurnakan dengan amalan berbagi sejenisnya. Pun demikian dengan puasa, puasa-puasa sunah yang biasa kita lakukan semoga dapat menjadi penutup amalan puasa wajib yang belum sempurna.

Berbagi yang dikeluarkan di jalan kebaikan juga akan menghalangi dan menyelamatkan seseorang dari siksa neraka. Dalam shahih Ibnu Huzaimah, Anas meriwayatkan bahwa Rasulullah salallahu 'alaihi wassalam bersabda,
"Selamatkanlah dirimu dari siksa api neraka walaupun dengan sebutir kurma."

Kebahagiaan Saat Berbagi

Bagi sebagian orang berbagi bisa menjadi sebuah kebutuhan, karena berbagi dapat memunculkan kelapangan hati dan rasa bahagia. Senada dengan apa yang pernah dikatakan oleh Ibnul Qayyim bahwa orang-orang yang selalu berbuat baik dengan sedekah itu termasuk orang yang paling lapang, tenang hatinya, dan bersih jiwanya.
Sebelum seseorang mengeluarkan hartanya, keinginan untuk berbagi itu lebih dahulu timbul di dalam hatinya. Maka tentu orang yang ringan untuk berbagi adalah orang yang dikaruniakan kelembutan di dalam hatinya. Hal ini bisa membuat kita membayangkan bagaimana lembutnya hati para sahabat rasulullah seperti Utsman bin Affan dan Abdurrahman bin Auf yang mau mengorbankan sebagian besar hartanya untuk kepentingan umat banyak.

Selain berbagi memberikan kebahagiaan kepada pelakunya, kebahagiaan juga akan dirasakan oleh orang yang menerimanya. Jika yang menerima adalah orang yang membutuhkan, tentu hal tersebut dapat menghilangkan rasa lapar, membuka kesulitan, meluaskan kesempitan, bahkan melunasi utangnya. Tidak luput dari semua hal tersebut, kebahagian tertinggi dari berbagi adalah meraih cinta Allah dan Rasul-Nya. Rasulullah salallahu 'alaihi wassalam bersabda,
"Manusia yang paling dicintai Allah adalah orang yang paling bermanfaat di antara mereka. Perbuatan yang disukai Allah adalah perbuatan yang dapat membahagiakan seorang muslim, mengatasi kesulitannya, melunasi utangnya, atau dapat menghilangkam rasa lapar dari dirinya. Membantu saudara muslimku yang sedang berada dalam kesulitan itu lebih aku cintai daripada aku ber-i'tikaf selama satu bulan di masjid."

Berbagi yang Dilipatgandakan Pahalanya

Berbagi di saat lapang tentu lebih mudah dibandingkan dengan berbagi ketika sempit. Seperti kondisi pendemi seperti saat ini, berbagi akan penuh perhitungan karena di tengah ketidakpastian di depan mata. Namun perlu kita ketahui bahwa berbagi di saat kondisi seperti saat ini justru akan dilipatgandakan pahalanya. Bahkan Rasulullah memberikan anjuran kepada para sahabatnya untuk bersedekah ketika mengalami kejadian menakutkan seperti gerhana dan perang.
"Jika kalian menyaksikan kejadian itu, berdoalah kepada Allah, bertakbir, dirikanlah salat, dan bersedekahlah." (HR Bukhari)
Di tambah lagi salah satu waktu krisis yang memiliki keutamaan dan dilipatgandakan pahalanya adalah bersedekah di bulan ramadan, sesuai dengan hadits riwayat Ibnu Abbas,
"Rasulullah adalah orang yang paling dermawan, terutama di bulan Ramadan, apabila malaikat Jibril 'alaihi salam telah menemuinya, maka kedermawanan beliau melebihi semilirnya angin. (HR Bukhari)

Semoga kita semua bisa memanfaatkan setiap kesempatan untuk berbagi, di bulan Ramadan yang mulia dan situasi pendemi  yang sedang dihadapi. Berbagi apapun yang kita miliki untuk dapat meringankan orang-orang di sekitar kita. Berbagi supaya kita beruntung karena dapat keluar dari kekikiran diri kita, juga supaya kita mendapatkan pahala dan balasan yang telah Allah janjikan.

Referensi:
Faishal Ali Al-Bu'dani, Berkah Karena Sedekah,  Terj. Khairuddin, (Depok: Gema Insani, 2011).
Ummu Hanan Dzakiya, Kisah-kisah Pilihan dalam Al-Quran 2, (Sukoharjo: Penerbit Zam-zam, 2016)

Tulisan ini diikutsertakan dalam Lomba Blog Menebar Kebaikan yang diselenggarakan oleh Dompet Dhuafa

#MenebarKebaikan

#LombaBlogMenebarKebaikan

Sabtu, 25 April 2020

Resep Molen Mini Pisang Keju

Kudapan favorit keluarga yang satu ini cocok juga untuk menu takjil saat berbuka. Resepnya sangat mudah, bahan-bahannya pun sangat sederhana.

Berikut adalah bahan-bahan yang diperlukan:
250 gram terigu
1 sdm mentega
1/2 sdt garam
100 ml air
2 buah pisang uli ukuran sedang
secukupnya potongan keju

Cara pembuatan:
1. Siapkan wadah, masukan terigu, mentega, garam dan air.
2. Aduk dan uleni adonan.
3. Bentuk adonan menjadi bola-bola kecil.
4. Pipihkan bola-bola adonan dan masukkan pisang beserta keju yang telah dipotong.

5. Gulung adonan.
6. Goreng adonan dengan api kecil.
7. Molen mini siap dinikmati.


Selamat mencoba 😊

Rabu, 22 April 2020

Komitmen Bersama dalam Berlayar


Masya Allah para tim di belakang layar Matrikulasi Institus Ibu Profesional ini terasa sekali sangat serius dalam mempersiapkan materi untuk kami. Kesatuan tema dalam penyampaian materi sangat konsisten saya rasakan. Bagaimana sedari awal kami disuasanakan untuk menempuh pelayaran dalam analogi proses pencarian mutiara-mutiara ilmu di komunitas ini.

Semoga suguhan materi yang disuguhkan dengan sungguh-sungguh dapat pula kami terima dengan sungguh-sungguh, sebagaimana halnya sesuatu yang disampaikan dari hati akan pula sampai ke hati setiap penerimanya.


Dalam misi kali ini kami diberikan tantangan untuk "Membumikan CoC". Sebelumnya saya pun mempelajari apa itu code of conduct (CoC) yang berlaku di komunitas ini. CoC ini adalah berbagai aturan yang disepakati untuk menjadi komitmen bersama. Mudah-mudahan CoC ini bukanlah hanya sekedar materi yang selesai kita baca, namun juga dapat diterapkan sebaik-baiknya.

Untuk itu dalam rangka "Membumikan CoC", inilah aksi yang bisa saya lakukan:

Aksi 1 Memuliakan ilmu dengan cara memperhatikan adab dalam menuntutnya

Aksi 2 Aktif dan bertanggung jawab atas segala tugas serta kewajiban sebagai mahasiswa Institut Ibu Profesional

Aksi 3 Menyertakan sumber referensi atau meminta ijin apabila ingin menyampaikan informasi dari pemilik ilmu


Aksi tersebut benar, karena sesuai dengan CoC poin menjaga adab, berperan aktif dan bertanggung jawab.

Aksi tersebut baik, karena akan menjaga komitmen dan konsisten diri.

Aksi tersebut bermanfaat, karena supaya mendapatkan keberkahan ilmu dan meningkatkan kapasitas sebagai pembelajar.


#navigasidanberaksi
#matrikulasibatch8
#institutibuprofesional
#belajardarirumah

Kamis, 16 April 2020

Mengenalkan Tokoh Ilmuan Muslim Jabir Ibnu Hayyan

Memang sangat efektif mengenalkan sebuah tokoh kepada anak melalui komik. Tidak disangka anak usia empat tahun sangat menyukai dibacakan biografi singkat bergambar ini.

Alhamdulillah.. Sekali saja komik ini selesai diceritakan si kakak dengan mudah mengagumi Sang Jabir. "Mi, nanti Dede udah gede kayak Jabir ya, seneng baca buku dan pintar." Di tengah asyiknya bermain ia menyela kepada saya, tanpa ada permulaan saya membahas buku yang selesai kami baca kemarin sore. Dia lebih menisbatkan tokoh Jabir kepada adiknya bukan kepada dirinya mungkin karena jenis kelaminnya yang sama laki-laki, tidak seperti bukunya Upay yang ia nisbatkan kepada dirinya sendiri 😄.

Tidak cukup sekali kami membaca komik ini, berkali-kali ia minta saya untuk membacakannya kembali. Rasanya tentu senang sekali. Semoga dengan ini semakin berkurang peluang anak-anak terdoktrin mengidolakan tokoh-tokoh tidak nyata yang sedikit sekali faedahnya.


Judul: Jabir Ibnu Hayyan
Penulis & Ilustrator: Smooth Creative
Penerbit: Gema Insani
Jumlah halaman: 96

Jabir Ibnu Hayyan adalah seorang ilmuan muslim yang lahir pada abad ke-8 M di Damaskus. Berarti abad kedua setelah islam hadir di muka bumi, yang mana Nabi Muhammad lahir di abad ketujuh. Memang besar sekali pengaruhnya kehadiran agama rahmatan lil 'alamin ini, karena agama ini hadir dengan wahyu pertama dengan perintah membaca.

Sosok Jabir Ibnu Hayyan lahir di masa Dinasti Ummayah. Pada masa itu pula ayahnya, Hayyan, sang peramu obat mashur dieksekusi dan meninggal di tangan para penguasa. Tak disangka bibit kecerdasan dalam meramu turun dari ayahnya kepada Jabir. Sepeninggalannya Jabir menjadi anak yang senang belajar, buku menjadi sahabat karibnya.

Kemudian seiring waktu ia beranjak menjadi pemuda, ia bertemu dengan gurunya dibidang kimia, Barmaki Vizier. Bersama gurunya itulah ia semakin tajam ilmunya. Tentu karena ia sangat bersungguh-sungguh dalam memperdalam keilmuannya dibarengi keuletannya untuk memecahkan berbagai eksperimen.

Setelah kepemimpinan bergeser menjadi di tangan bani Abasiyah dunia keilmuan semakin dijunjung tinggi sang khilafah terbaik, Harun Ar-Rasyid. Jabir pun yang namanya sudah banyak dikenal kemudian sampailah kabarnya ke telinga sang khalifah. Harun Ar-Rasyid pun secara khusus memanggilnya. Jabir pun menjadi orang yang diakui kecerdasannya ketika menerima tantangan untuk menemukan formula yang dapat membuat logam emas mencair. Satu purnama yang disepakati dapat ditempuh Jabir dengan sempurna. Temuannyalah yang hingga kini kita rasakan manfaatnya. Hasil temuan Jabir ini kemudian dikembangkan oleh ilmuan-ilmuan barat pada abad ke-18 M, sepuluh abad setelahnya.

Membuka Cangkang dan Mengambil Mutiara

Alhamdulillah setelah menyelesaikan tugas pertama Matrikulasi Institut Ibu Profesional di batch 8 ini, saya pun mendapatkan tugas misi kedua.

Setelah menebak beberapa teka-teki yang diberikan, akhirnya ditemukan 5 kata yang sangat penting dalam berkomunitas. Hal ini kemudian dikenal sebagai Prinsip Berkomunitas.

Semua boleh kecuali yang tidak boleh, yaitu:

  • Tidak Kritik Pemerintah
  • Tidak Ghibah & Fitnah
  • Tidak Bicara SARAT
  • Tidak Bicara Khilafiyah
  • Tidak Konflik Kepentingan

Aku yakin, prinsip berkomunitas itu benar-baik-bermanfaat karena dalam komunitas kita akan terlibat dengan banyak orang, mengedepankan kepentingan bersama dalam wadah komunitas yang sama. Dengannya kita akan betah berlama-lama bersama sahabat komunitas. Dan rasa nyamanlah yang dapat mendorong setiap orang untuk mengerahkan peran terbaiknya.

Jika sebuah komunitas tidak menyepakati hal ini di permukaan, maka sangat mungkin ada kepentingan-kepentingan segelintir orang yang tidak seharusnya dikonsumsi bersama. Maka memegang prinsip ini berarti memperjuangkan kepentingan bersama.

#navigasidanberaksi
#matrikulasibatch8
#institutibuprofesional
#belajardarirumah

Selasa, 14 April 2020

Resep Cireng Rumahan

Kali ini saya ingin berbagi pengalaman membuat cireng sendiri di rumah. Berikut bahan-bahan yang perlu dipersiapkan:
750 gram tepung kanji
1 sdt garam
1/2 sacet kaldu ayam Halawa
1 gelas air

Langkah-langkah pembuatan:
1. Masukkan tepung kanji, garam, dan kaldu ke dalam wadah. Aduk hingga bercampur.
2. Siapkan panci kecil. Masukkan 1 gelas air, dan 1 sdm bahan yang sudah dicampur.
3. Rebus dengan api sedang sambil diaduk hingga mendidih
3. Masukkan segera bahan yang baru direbus ke dalam wadah yang berisi bahan yang masih kering.
4. Aduk rata hingga kalis.

5. Bahan siap dibentuk sesuai selera.
6. Adonan cireng siap digoreng.

7. Hidangkan hangat-hangat bersama saus dan mayonais.

Selasa, 07 April 2020

Menemukan Kerang Istimewa


Alhamdulillah 'ala kuli hal, hari ini adalah kesempatan pertama saya untuk menyelesaikan misi di matrikulasi Institut Ibu Profesional (IIP). Insya Allah seterusnya setiap tugas yang saya kerjakan akan diposting di blog ini. Semoga bisa menjadi pelajaran bagi siapapun, terutamanya bagi saya pribadi yang menjalaninya.

Sebenarnya IIP bukanlah hal yang baru bagi saya. Karena saya sudah mengenalnya sejak awal 2014 lalu. Berawal dari sebuah postingan yang di-share teman terkait profil Ibu Septi sekitar akhir 2013, saya pun kemudian menelusuri segala hal terkait Ibu Septi. Dan kemudian mengarahkan saya untuk mengikuti seminar beliau yang diselenggarakan di aula Masjid Salman ITB pada awal 2014. Pada acara tersebutlah saya mengenal IIP. Namun qadarullah saya baru siap mengikuti matrikulasinya di tahun 2020 ini setelah mengalami banyak perkembangan. Insya Allah tidak ada kata terlambat untuk memulai kebaikan bukan?

Untuk menyelesaikan misi kali ini saya akan menjawab empat pertanyaan berikut;


Aku tahu IIP adalah tempat yang benar, karena ini adalah tempat yang sangat diperlukan bagi seorang ibu dan istri yang ingin terus belajar menjadi lebih baik lagi.

Aku tahu IIP adalah tempat yang baik, karena ada banyak wadah yang disiapkan IIP untuk para ibu agar dapat mengaktualisasikan diri dan peran sosialnya.

Aku tahu IIP adalah tempat yang bermanfaat, karena saya berkeyakinan akan ada banyak hal yang ditemukan di dalamnya.

Ragam kegiatan di IIP yang akan aku ikuti yaitu: insya Allah saya akan mengikuti setiap kesempatan matrikulasi dan kelas minat menulis di IIP.

Sekian misi pertama ini saya buat, doakan semoga bisa istiqamah menjalaninya dan semoga segala harapan-harapan kebaikan di dalamnya dapat terwujud. Aamiin allahumma aamiin.

#navigasidanberaksi
#matrikulasibatch8
#institutibuprofesional
#belajardarirumah

Kamis, 02 April 2020

Allah yang Menjaga Al-Quran

"Sungguh Kami telah menurunkan Adz-Dzikr (Al Qur’an), dan Kami pula yang benar-benar akan menjaganya“. (QS. Al-Hijr: 9).

Sempat bertanya-tanya bagaimana mungkin Al-Quran dapat terjaga keasliannya lebih dari 14 abad yang lalu sejak ia diturunkan. Sebagai umat muslim sudah seharusnya kita mengimani hal tersebut, karena janji itu dinyatakan langsung oleh Allah.

Penjagaan Allah terhadap Al-Quran tidak hanya terbatas pada maknanya saja, per surat maupun per ayat, tetapi justru per hurufnya. Hal itu diungkapkan oleh para hafidzullah yang sangat intim interaksinya dengan Al-Quran. Selalu akan ditemukan jika terjadi kekeliruan yang terkandung di dalamnya.

Cara penjagaan Allah pun akan semakin kita yakini ketika kita membaca kisah sahabat Rasulullah, Zaid bin Tsabit Al-Anshari. Berawal dari keinginan kuatnya bergabung diantara pasukan muslimin untuk menegakan panji islam namun dihadapkan penolakan yang halus dari Rasulullah karena usianya yang belum mumpuni.

Rasa sedih dan kecewa Zaid tidaklah mematahkan semangatnya menjadi pendukung Rasulullah, kemudian ia berpaling dari kesempatan tersebut dan mengambil posisi lain untuk berperan. Ia kemudian berusaha menghafal dan memaknai kandungan wahyu Allah yang hingga saat itu disampaikan Rasulullah kepada kaum muslimin. Selain pandai dalam menghafal, Zaid juga memiliki kemampuan menulis dan membaca yang sangat baik.

Kecerdasan Zaid pun disambut oleh Rasulullah, sang ummi yang tidak mengenal huruf. Setelahnya Zaid selalu menjadi orang pertama yang diminta Rasulullah untuk menuliskan setiap wahyu yang baru sampai kepadanya. Tidak hanya itu, dalam perkembangannya Zaid pun memiliki kemampuan untuk menerjemahkan ayat-ayat wahyu tersebut ke berbagai bahasa di antaranya adalah bahasa Ibrani yang digunakan kaum Yahudi. Posisinya pun bertambah menjadi "penerjemah Rasulullah" dalam hubungannya menyampaikan dakwah islam kepada raja-raja di masa itu. Sepeninggalan Rasulullah pun Zaid lah orang pertama yang akan ditanyai pendapatnya terkait kandungan Al-Quran.

Tentulah Zaid bin Tsabit ini adalah orang yang telah dipilih Allah sebagai salah satu penjaga Al-Quran, dan masih banyak lagi sosok-sosok lain setelahnya. Maka hal ini adalah bukti nyata bahwa Allah benar-benar menjaga Al-Quran tanpa perlu diragukan lagi.