Sabtu, 25 Januari 2020

MENGATASI CACAR PADA ANAK TANPA OBAT KIMIA


Kekhawatiran terbesar seorang ibu biasanya terjadi ketika sang anak sedang sakit. Hal tersebutlah yang dialami saya ketika anak mengalami demam. Suhu badan yang lebih tinggi dari biasanya mulai saya rasakan sejak siang hari. Panasnya semakin kuat menjelang sore hari.

Ketika malam hari Faiz berguling-guling dan menangis kencang. Hal ini semakin meyakinkan saya bahwa ia sedang tidak sehat. Bayi yang berusia kurang dari dua tahun ini kemudian menandakan bahwa dirinya sedang merasa gatal tidak tertahan. Kemudian saya terpikir untuk mengoleskan minyak telon ke tubuhnya. Namun yang membuat saya terkaget ternyata ada banyak bintik-bintik berair yang saya pahami sebagai cacar air. Seketika saya semakin khawatir dengan kemungkinan-kemungkinan lainnya.

Namun suami menyarankan supaya saya tenang menghadapinya. Ia sesekali menggantikan saya untuk menggendong Faiz sambil membacakan beberapa kali ayat Al-Fatihah dalam rangka merukiyah. Kami selalu berupaya untuk tidak terburu-buru ke dokter jika sakit ringan. Sebagai pertolongan pertama kami berupaya untuk meyakini ayat-ayat Al-Quran sebagai syifa terbaik.

Setelah dirukiyah Faiz kemudian tertidur pulas hingga pagi. Keesokan harinya panasnya reda, namun bintik-bintik cacar bermunculan lebih banyak. Bermodal stok beberapa produk herbal yang dimiliki saya mengupayakan untuk mengobati sendiri sakit yang sedang dihadapi Faiz.

Karena cacar timbul akibat adanya virus maka saya memberikan ia minum lebih banyak dari biasanya. Ketika ia mengeluhkan rasa gatal, saya mengolesi bintik-bintiknya langsung dengan minyak zaitun. Kemudian ketika anak sedang cacar, upayakan tidak mandi menggunakan air dingin. Maka saya memandikannya dengan air hangat dengan menambahkan 3 butir serbuk spirulina ke dalam air. Kemudian saya biarkan ia berendam agak lama, supaya anti septic yang terkandung dalam serbuk spirulina tersebut terserap oleh tubuhnya.

Alhamdulillah di hari keempat sejak ia terserang, sebagian besar bintik-bintiknya mengering dan gatal-gatalnya hampir jarang dikeluhkan kembali. Namum termyata di hari keempat itu pula, kakanya yang terpaut usia 2,5 tahun pun tertular keluhan yang sama. Dan saat itu saya lebih tenang menghadapi hal tersebut dengan keyakinan yang sama akan terjadi seperti pada adiknya.

Kemudian dalam keadaan Faiz yang menunggu pemulihan pun saya menangani kakaknya yang baru merasakan fase pertama, yaitu serangan demam dan gatal-gatal. Saya pun bergantian merendam Faiz dan si kakak dengan spirulina. Dan sesering mungkin mengolesi tubuhnya dengan minyak zaitun. Seminggu berlalu bekas cacar Faiz pun dengan sendirinya mengelupas, sedangkan cacar si kakak pun sudah mengering dan menunggu mengelupas dengan sendirinya.




Tidak ada komentar:

Posting Komentar